Rapuh, banyak kayu bekas yang berisiko rusak bila dipaku atau diolah dengan tekanan fisik lainnya. Penggunaan lem untuk kayu bekas yang tepat bisa diandalkan untuk memecahkan masalah ini.
Kayu bekas sebenarnya telah lama memiliki penggemar tersendiri. Sebab di luar statusnya sebagai “barang bekas”, kayu seperti ini menawarkan keunikan visual yang khas. Estetika kayu bekas justru sering bertumpu pada tampilannya yang hampir rusak dan dimakan waktu. Material ini akan sangat cocok digunakan untuk pembuatan berbagai desain produk dengan tema klasik. Bahkan, tampilan ini kerap diimitasi pada material kayu baru untuk menghasilkan estetika serupa.
Selain menarik dari segi estetika, kayu bekas juga memiliki keunggulan dari aspeknya yang ramah lingkungan. Penggunaan kayu ini bahkan sangat disarankan sebagai penyeimbang aktivitas penebangan pohon yang terlalu marak dilakukan. Anda juga tak perlu khawatir dengan regulasi untuk ekspor produk kayu yang biasanya mensyaratkan penggunaan material dari aktivitas penebangan yang sah. Sebab, sudah jelas bahwa bahan yang Anda pakai justru menguntungkan langkah-langkah pelestari lingkungan.
Punya Tantangan Tersendiri
Meski begitu, pemanfaatan kayu bekas tak bisa dipungkiri harus dilakukan dengan resiko tertentu. Salah satunya adalah fakta bahwa kayu seperti ini rapuh digunakan. Ini menyebabkan penggunaan paku dan proses-proses serupa lainnya harus dilakukan esktra hati-hati. Bahkan sebaiknya, pemakuan tidak dijadikan sebagai sumber utama untuk menyambungkan komponen produk kayu bekas. Toh, kita masih bisa memanfaatkan bahan perekat seperti lem untuk kayu bekas.
Penggunaan lem kayu akan sangat bisa diandalkan dalam proses pengolahan kayu bekas. Lem tidak akan merusak substrat kayu sehingga proses tak akan banyak mengalami masalah. Namun tentu saja, lem untuk kayu bekas yang digunakan harus benar-benar berkualitas.
Satu poin penting yang harus ditekankan adalah masalah daya rekat adhesive. Pilihlah adhesive dengan kekuatan rekat yang baik. Pilih adhesive yang mampu berikatan kuat dengan substrat kayu sehingga terjadi penyatuan yang stabil. Hanya dengan inilah, maka produk kayu bisa lebih kokoh dari kondisi awalnya yang umumnya rapuh.