Pengertian

Pernahkah Anda melihat bangku taman yang lapuk berwarna keputihan? Sekilas terlihat sudah sangat tua dimakan waktu. Anda tak akan mendapati kesan tersebut di toko-toko furniture biasa di Indonesia yang dipenuhi mebel coklat mengkilap. Tapi jangan salah. Kalau Anda rajin berkunjung ke berbagai event pameran furniture internasional, justru warna tua lapuk seperti ini banyak disukai. Karena itulah banyak woodworker yang mencoba meniru tampilan tua lapuk tersebut pada produk furniture mereka.

Cara yang dilakukan jelas bukan dengan menunggu mebel melapuk secara alami. Meski tampilan tua dan lapuk memikat, akan tetapi pelapukan merupakan proses yang merusak kekokohan dan kekuatan mebel. Kayu lapuk juga terindikasi mengandung banyak bakteri pembusuk dan jamur yang kurang bagus dampaknya bagi kita.

Untuk menciptakan kesan lapuk tersebut, woodworker menerapkan sebuah proses finishing tersendiri yang kemudian disebut sebagai finishing rustic. Jadi pada hakikatnya, finishing rustic adalah salah satu tipe finishing yang diterapkan untuk membuat kayu terlihat tua tanpa menjadikannya benar-benar tua.
Perbedaan Finishing Rustic dengan Natural
Orang awam sering membagi tipe finishing menjadi dua kelompok saja, yakni tipe natural dan tipe solid.

Sekilas kita mungkin akan memasukkan rustic pada finishing natural. Tetapi sebetulnya keduanya memiliki perbedaan satu sama lain. Bila rustic ditujukan untuk membuat kesan tua, natural finishing dimaksudkan untuk memberikan kesan alami kayu. Rustic bisa dibuat dalam aneka warna mulai dari biru, hijau, hingga merah (asalkan ada kesan tuanya), sedangkan natural finishing tidak (biasanya menerapkan warna alami seperti coklat walnut hingga coklat muda).

Bahan Finishing yang Digunakan

Proses finishing ini secara umum tidak membutuhkan bahan-bahan finishing khusus. Dempul atau sealer masih digunakan, wood stain pun demikian. Top coat atau clear coat juga menjadi layer proteksi di bagian terluarnya. Hanya saja, ada produk cat glaze yang mungkin tak diterapkan pada finishing lain. Glaze adalah produk cat yang bisa memberikan kesan antik. Glaze secara khusus dibuat sebagai bahan finishing yang nantinya dihapus sehingga menyisakan tinggalan-tinggalan yang begitu khas.

Sekilas Cara Pembuatannya

Cara untuk melakukan proses finishing rustic sangat beragam antara satu woodworker dengan woodworker yang lain. Tetapi, prinsip dasar teknik yang diaplikasikan adalah:

1. Pencacatan kayu. Ini merupakan langkah paling khas pada finishing rustic. Kayu dibuat cacat seperti dengan melubanginya, mencacah bagian pinggirnya, hingga memukulnya dengan rantai.
2. Aplikasi sealer (opsional)
3. Aplikasi wood stain (wajib)
4. Aplikasi glaze yang dilakukan dengan mengoleskannya di atas wood stain untuk kemudian dihapus sebagian setelah agak kering dengan lap.
5. Aplikasi clear coat doff atau matte (opsional tapi direkomendasikan)

Tips Perekat untuk Furniture dengan Rustic Finishing

Ingat, yang tua dari finishing rustic hanyalah penampakannya saja. Selebihnya, kayu yang digunakan tidak boleh lapuk. Apalagi kebanyakan tipe finishing ini diterapkan untuk mebel high end yang nantinya akan diekspor ke berbagai negara.

Secara khusus, bahanperekat.com merekomendasikan penggunaan lem kayu terbaik untuk pembuatan mebel dengan finishing rustic. Lem yang kami sarankan adalah Crossbond X3 dan Crossbond X4. Keduanya merupakan lem yang memiliki daya rekat kuat, tahan lama, aman digunakan, dan tidak menyebabkan glue line.

Gunakanlah:

1. Crossbond X3 untuk mengelem konstruksi atau rangka mebel
2. Crossbond X4 untuk mengelem laminasi (misal pembuatan paneling pada mebel rustic)

crossbond

Penggunaan Crossbond akan membuat furniture Anda lebih berkualitas. Dengan demikian, harga jualnya pun bisa dipertahankan tetap tinggi.

Semoga bermanfaat ya.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *