Klaim lem kayu terkuat itu sudah biasa. Yang tak biasa adalah bagaimana klaim tersebut didukung fakta-fakta akurat. Sehingga sebagai konsumen, kita tidak akan kecolongan atas produk yang hanya diklaim kuat saja.
Salah satu aspek krusial yang perlu diperhatikan saat kita membeli lem atau adhesive adalah kekuatan daya rekatnya. Standar mengenai daya rekat ini pun sudah tersedia dan disertai dengan beberapa pengujian yang berbeda. Aspek seperti ini penting dicermati karena setiap kebutuhan pengeleman memerlukan tingkat kekuatan tertentu/tidak sama. Contohnya pengeleman craft dibandingkan pengeleman untuk konstruksi bangunan.
Lantas apa sebenarnya yang berpengaruh terhadap kekuatan lem tersebut?
Terdapat setidaknya dua hal yang dapat kita jadikan patokan untuk menentukannya. Dari sini, kita juga bisa menilai apakah klaim sebuah produk lem sebagai lem kayu paling kuat didasarkan bukti akurat atau hanya gimmick saja. Keduanya yaitu:
Dua Aspek Terkait Lem Kayu Terkuat
Ikatan dalam Perekatan Lem itu Sendiri
Wilayah pengeleman terdiri dari beberapa zona. Ikatan yang terjadi pun tidak hanya satu. Ada ikatan antar susbtrat lem hingga ikatan antara lem dengan kayu. Salah satu cara meningkatkan daya rekat lem dari ikatan kimia ini adalah dengan menggunakan inner cross link. Pada lem PVA misalnya, inner cross link akan membuat polimer PVAc terikat satu sama lain sehingga menghasilkan kemantapan substrat lem agar tak banyak berubah. Hasilnya, ikatan pun menjadi lebih kuat. Namun penggunaan inner cross linker ini tentu saja berbeda-beda tergantung tiap manufaktur. Sehingga hasilnya pun nantinya tak bisa disamakan.
Ketahanan Lem
Bayangkan Anda menggunakan lem yang ikatannya sangat baik. Tetapi ternyata substrat lem tersebut tidak tahan air. Ikatan tersebut pun menjadi mudah lepas sehingga pada akhirnya produk yang dilem akan turut rusak. Tidak mengenakkan bukan?
Kasus seperti ini membuat banyak woodworker berpikir mengenai pentingnya lem yang memiliki ketahanan baik di luar aspek kekuatannya semata. Kita pun sulit mengatakan sebuah produk adhesive sebagai produk “terkuat” apabila tidak tahan terhadap faktor-faktor tertentu.
Intinya, antara kekuatan kimia dalam lem dan ketahanannya harus seiring sejalan. Contohnya bisa kita lihat pada lem Crossbond. Dengan modifikasi inner cross linking, lem ini bisa dikatakan menjadi salah satu lem kayu terkuat karena juga tahan berbagai faktor yang mengancam.
Crossbond X3 yang didesain khusus untuk indoor memiliki ketahanan ekstra pada kelembaban dan solvent. Sedangkan Crossbond X4 sebagai lem outdoor memiliki ketahanan luar biasa pada perubahan cuaca, panas, hujan, dan aspek-aspek luar ruangan yang lain. Lem yang unggul dalam hal keamanannya ini pun tak pelak bila disebut-sebut sebagai lem kayu terkuat yang dapat selalu diandalkan.