Namanya adalah kayu trembesi. Dalam bahasa Jawa, kayu ini juga sering disebut “meh” atau hampir. Mengapa demikian?
Kita semua tahu bahwa kayu yang akan digunakan dalam industri furniture harus memiliki syarat tertentu. Contohnya, kayu tersebut harus cukup kuats saat dipotong dan cukup lunak untuk diukir dan dibentuk. Dari beragam jenis kayu yang tumbuh di Indonesia sendiri, telah terdaftar beberapa nama yang masuk dalam daftar kayu yang bisa dikerjakan. Salah satu di antaranya adalah trembesi. Kayu ini sangat potensial sebagai bahan baku mebel, craft, dan konstruksi karena beberapa hal seperti di bawah ini:
Masih Melimpah
Berbeda dengan beberapa kayu seperti sonokeling, trembesi masih merupakan kayu yang mudah didapatkan. Pohon trembesi juga mudah tumbuh di berbagai wilayah Indonesia. Di alam liar pun, masih banyak pohon trembesi dalam ukuran besar. Hal ini membuatnya sering tersedia dalam ukuran raksasa yang mengagumkan.
Cantik ala Jati
Nama lain trembesi adalah suar dan meh. “Meh” berasal dari bahasa Jawa yang artinya “hampir”. Mengapa disebut “hampir”? Jawabannya karena penampakkan trembesi yang menyerupai jati. Orang Jawa pun kemudian menyebutnya “meh jati” yang kemudian disingkat sebagai “meh” saja.
Harga Terjangkau
Meskipun memiliki tampilan seperti jati, namun harga trembesi jauh lebih murah dari kayu yang menjadi primadona tersebut. Apalagi dengan jumlahnya yang relatif masih berlimpah.
Bukan Tanpa Kelemahan
Di atas telah dijelaskan berbagai keunggulan trembesi. Setidaknya terdapat 3 kelebihan kayu ini yang membuatnya sangat potensial sebagai material mebel dan konstruksi. Namun pemanfaatan trembesi bukannya tanpa kelemahan.
Harga yang lebih murah dari trembesi adalah indikasinya. Bagaimanapun juga, kualitas kayu ini masih di bawah jati meski tampilannya mirip. Contoh mengenai tingkat keawetannya. Kayu ini termasuk dalam kelas IV level keawetan. Jelas ini sangat rendah dibanding jati yang masuk dalam kelas I atau merbau yang masuk dalam kelas I dan II.
Tapi jangan khawatir. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan treatment pengawetan. Pada treatment pengawetan, kayu trembesi diberi obat antihama sehingga usianya bisa dilperlama. Selain itu pengolahannya pun sebaiknya dilakukan dengan bahan-bahan berkualitas agar produk yang dihasilkan secara umum tak kalah dari mebel-mebel kayu seperti jati. Misalnya dengan menggunakan cat serta lem kayu dengan kualitas baik.